Selasa, 26 April 2011

surat buat dia..

.......
...........
................

bagaimana kabarnya ??
sudah lama yah gak ada komunikasi ??

terakhir komunikasi kapan yah ??
oia, aku ingat..
kala itu, aku datang kesini..
dan kau menjemputku dini hari..

tak terbayang bahagianya bertemu setelah sebulan berpisah...

ehmmm... klo gak salah itu deh pertemuan terakhir kita, meskipun masih ada komunikasi via telpon antara kita...


terakhir komunikasi itu kapan yah ??
aku ingat..
kala itu, aku dikamarku..
berbicara denganmu via telpon..

tapi...........
ada yang ku rasa berubah..
kau tak semanis dulu...
tak selembut dulu..
bahkan berbicara kpdku dgn kasar..
klo gak salah kamu bilang seperti ini "sudah kamu jangan ganggu saya, nanti lama-lama saya malah benci sama kamu loh"..

iyah kata-kata itu yg kamu ucap, tentunya dengan nada yang tinggi..
tapi tak apa...

mungkin kamu gak lihat ekspresiku seperti apa..
tapi, sekarang aku mau bilang, saat itu aku menahan tangis..
terus aku tahan airmataku...

dengan wajah yg aku paksakan senyum...
aku hanya terdiam...

tapi kamu tau tidak setelah telpon tertutup apa yang aku lakukan ??

pasti gak tau...

sekarang aku beritahu...

saat itu aku menangis sejadi-jadinya.. bener-bener sejadi-jadinya...
sampai aku lupa semua dgn segala aktifitasku..

kamu tahu tidak butuh berapa lama untuk melupakanmu ??
pasti kamu gak tahu kan ??
sampai hari ini aku buat surat inipun, terbayang semua kisah lalu dgnmu..

aku punya pertanyaan untukmu...
waktu itu apa yang kamu pikirkan ??
sampai akhirnya kau memilihku untuk kau jadikan calon pendampingmu, meskipun kamu tahu banyak hal yg gak bisa dipersatukan antara kita...
padahal aku belum menjawab pasti..

waktu itu apa pertimbanganmu, sampai kau terus meyakinkanku bahwa kita bisa bersatu meskipun banyak pihak yang menentang, termasuk orangtua..??

mengapa kau terus meyakinkanku ??
mengapa kau terus dekatiku ??
aku tahu, bahwa kamu tahu klo aku sangat menyayangimu..

apakah hanya itu alasannya, apakah kau yakinkan aku hanya karna aku juga menyayangimu ??

padahal saat itu aku sudah berulang kali bilang..
jika kau tanya aku dgn hati, maka aku bisa menerimamu dalam kehidupanku..
tapi jika kau tanya aku dgn akal dan otakku, maka aku gak bisa menerimamu dlm kehidupanku, ada banyak hal yang aku pertimbangkan, termasuk keluargaku dan anakmu...

apakah keluargaku bisa menerimamu ?? apakah anakmu bisa menerima aku ??

tapi mengapa kau terus meyakinkanku bahwa kita bisamelewati semuanya..??
mengapa terus kau yakinkan aku ?? mengapa kau terus yakinkan aku ??
meskipun aku sudah berulang kali bilang "pernikahan bukan sekedar menyatukan dua hati, tapi juga dua keluarga, dan sepertinya kmu lebih mengerti itu dari apa yg kamu alami dgn masa lalumu"

mengapa kau terus meyakinkanku ??

hingga akhirnya aku lemah, hingga akhirnya aku dipersimpangan jalan..
aku harus ikuti yg mana ?? hatiku yg menyayangimu atau akalu yggak bisamenerimau ??

dalam kelemahan itu, kau terus yakinkan aku..
yah, kau terus meyakinkanku...

hingga akhirnya ku ikuti kata hatiku seperti apa yang pernah kau ucapkan "ikuti kata hatimu, karna nantinya kamu yang akan menjalaninya"..

yah, aku mulai mengikuti kata hatiku, hingga belajar untuk menerimamu..

ku balas genggaman tanganmu yang punya niat baik untukku untuk membangun sebuah rumah yang paling indah dalam hidup seorang wanita....

kau terus menggeggam erat hati ini, yang sepertinya gak pernah rela jika hati ini dimiliki orang selain dirimu..

sementara kau yakinkan aku, aku juga belajar meyakinkan diriku serta keluargaku perlahan-lahan, dengan cara selembut yang aku bisa... selembut yang aku bisa..

ketika aku lemah dan gak yakin dengan semua ini, kau terus meyakinkan...

aku pun semakin yakin dengan keputusanku...
aku pun semakin hari semakin menyayangimu..

yah, aku bener-bener menyayangimu.. amat sangat menyayangimu...


tapi, mengapa kau katakan itu...
megapa ditelpon terakhir kali itu kau katakan itu..
mengapa baru kau ungkapkan semuanya...
mengapa baru kau jelaskan semuanya...
mengapa baru kau ceritakan semuanya..
mengapa ???

mengapa??

mengapoa baru kau jelaskan dan kau curhatkan kepada ku bahwa anakmu berkata dihari ulang tahunnya "pokoknya **** gak mau papa punya mama baru.. **** maunya papa sama mama"..

sakit rasanya, amat sangat sakit...
apa yg dahulu aku pertimbangkan baru kau ucapkan..

saat itu di telpon, aku masih bisa tersenyum dgn berkata "sekarang maunya seperti apa ?? smua tergantung kamu, mau memperjuangkan lagi ?? bukankah kamu selalu meyakinkanku untuk memperjuangkan semuanya ?? ayo semangat !!!...


tapi apa yg kau ucapkan saat itu ??
kamu cuma bilang "aku pasrah...."
semudah itukah kau berkata seperti itu ???


tidakkah kau mendalami hatiku saat itu..
bukan itu jawaban yg aku inginkan... sungguh bukan itu...

kamupun terus menjelaskan "kamu tahulah bagaimana rasanya berpisah dalam rumah tangga, padahal gak ada masalah, kamu tahulah bagaimana rasanya dipisahkan dalam rumah tangga"...


astagfirullah............
sadarkah kau atas apa yang kau jelaskan semua kepadaku...
tidak kau kau lihat sakitnya hati ini mendengar semuanya....

tapi sekali lagi, aku masih bisa mengalah..
dan hanya bisa bertanya "kakak masih sayang sama mantan istrimu"

dan kau jawab tanpa ragu "yah, sayang karna ada anak dek... "

astagfirullah..
tidakkah kau tahu bagaimana rasanya aku mendengar itu semua..
aku tetap menahan airmataku..
meskipun mungkin kamu tetap bisa mendengarkan suaraku yang parau lewat telpon...


tidak hanya itu, 

kamu minta aku menjauhi mu.. 
kamu minta aku untuk tidak menghubungimu.....

sampai saat  ini aku turuti kemauanmu. meskipun aku sempat mengirim sms kepadamu..

tapi sampai saat ini aku bener-bener manjauhimu...
bahkan gak tahu sama sekali kabarmu...
karna kamu juga memblokir pertemanan fb ku dgn mu...

dan aku bener-bener kahilanganmu..
baik didunia nyata maupun didunia maya...

seandainya surat ini bisa ku kirimkan kepadamu..
aku ingin sekali kamu membacanya..
membaca jeritan hatiku...
membaca tangisanku...
membaca luka hatiku...

hatiku bener-bener sakit... sakit sekali..

kau tinggalkanku dalam sebuah keyakinan yang pernah kau tanamkan..
kau tinggalkanku dalam sabuah cinta yang sudah merekah untukmu...
kau tinggalkanku dalam keadaan hati ini sudah yakin denganmu....


aku sedih.. benar-benar sedih...

terakhir kali dalam surat ini...

semoga keadaanmu baik-baik saja.. semoga kamu sehat.. semoga kamu semakin dekat dgnNYA..
semoga kamu selalu bahagia...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar